ISUZU PANTHER MINIBUS	HARGA (OTR)
Smart - K	Rp. 226.500.000,-
Smart FF - K	Rp. 227.500.000,-
LV - K	Rp. 234.500.000,-
LV FF - K	Rp. 236.000.000,-
LS Turbo FF - K	Rp. 264.500.000,-
Grand Touring MT	Rp. 284.000.000,-
ISUZU PICK UP
PU LC Turbo	Rp. 151.500.000,-
PU FD Turbo	Rp. 153.000.000,-
PU 3 Way Turbo	Rp. 155.500.000,-
ISUZU ELF – N SERIES (4 BAN)
NHR 55 CC	Rp. 209.500.000,-
NHR 55 C/O unt Mikro Bus	Rp. 213.000.000,-
NKR 55 CC	Rp. 217.000.000,-
NKR 55 C/C LWB	Rp. 227.000.000,-
NKR 55 C/O Unt Mikrobus	Rp. 219.500.000,-
NKR 55 C/O LWB Unt Mikrobus	Rp. 231.000.000,-
NHR 55 C/O Mikrobus Ready Std FH	Rp. 261.500.000,-
NKR 55 E2-2 LWB Mikrobus Bonding	Rp. 290.000.000,-
ISUZU BISON
Bison FB	Rp. 166.500.000,-
ISUZU D-MAX
D-Single Cabin 2.5 MT	Rp. 280.000.000,-
D-Double Cabin 2.5 MT	Rp. 347.000.000,-
D-Max Rodeo 2.5 MT	Rp. 384.000.000,-
D-Max Rodeo 3.0 AT	Rp. 429.500.000,-
ISUZU ELF - N SERIES
NKR 55 L C/C	Rp. 234.500.000,-
NKR 71 C/C	Rp. 267.500.000,-
NKR 71 C/C LWB	Rp. 280.000.000,-
NKR 71 HD (Heavy Duty)	Rp. 273.500.000,-
NKR 71 EC-21 (Bus Chassis)	Rp. 296.500.000,-
NKR 71 BE2-1 (Bus)	Rp. 650.000.000,-
GIGA - F-SERIES 4 x 2 (4 CYLINDER)
FRR 90Q	Rp. 398.000.000,-
FRR 90Q (Ban Bridgestone)	Rp. 407.000.000,-
FTR 90 L (WB 4.250)	Rp. 474.000.000,-
FTR 90 L (WB 4.250) (BS)	Rp. 480.000.000,-
FTR 90 P (WB 5.050)	Rp. 480.000.000,-
FTR 90 P Tractor Head	Rp. 515.000.000,-
FTR 90 S (WB 6.050)	Rp. 486.000.000,-
FTR 90 S (WB 6.050) (BS)	Rp. 492.000.000,-
GIGA - F-SERIES 6 x 2
FVM 34 Q (WB 5.450)	Rp. 644.000.000,-
FVM 34 Q (WB 5.450) BS	Rp. 650.000.000,-
FVM 34 W (WB 7.120)	Rp. 654.000.000,-
FVM 34 W (WB 7.120) BS	Rp. 660.000.000,-
FVM 34 T Hi Power	Rp. 675.000.000,-
FVM 34 T Hi Power BS	Rp. 682.000.000,-
GIGA - F-SERIES 4 x 2 (6 CYLINDER)
FVR 34 L (WB 4.240)	Rp. 535.000.000,-
FVR 34 L (WB 4.250) BS	Rp. 541.000.000,-
FVR 34 P (WB 5.050)	Rp. 541.000.000,-
FVR 34 P (WB 5.050) BS	Rp. 547.000.000,-
FVR 34 P Tractor Head	Rp. 581.000.000,-
FVR 34 S (WB 6.050)	Rp. 547.000.000,-
FVR 34 S (WB 6.050) BS	Rp. 553.000.000,-
GIGA - F-SERIES 6 x 4
FVM 34 P BS	Rp. 814.000.000,-
FVZ 34 P - Mixer	Rp. 820.000.000,-
FVZ 34 P - LWB	Rp. 824.000.000,-
FVZ 34 P - BS-L	Rp. 830.000.000,-
FVZ 34 P - Tractor Head	Rp. 859.000.000,-

Isuzu Indonesia berambisi besar menjadi pemimpin pasar untuk kendaraan komersial – khususnya  truk - dalam  5 tahun ke depan. Target ini disampaikan oleh Johannus Nangoi, Wakil Presdir PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) disela "groundbreaking" pabrik baru Isuzu di Kompleks Suryacipta, Karawang Timur, Sabtu,

 Dengan pabrik baru ini, beri saya waktu, kurang dari 5 tahun, akan jadi nomor satu!.

Dijelaskan, saat ini Mitsubishi masih mendominasi pasar truk kategori II dengan pangsa di atas  dari 50 persen. Sedangkan Isuzu dengan Elf bersaing ketat dengan Toyota Dyna dan Hino Dutro. Untuk  kategori III, Isuzu Giga langsung bercokol di peringkat III, di bawah Hino Ranger dan Fuso (Mitsubishi).

Mengacu data Gaikindo, periode Januari-September, Isuzu sudah menjual 23.301 unit. Sampai akhir tahun ini, target penjualan ditetapkan 31.000 unit, turun dari 2012, yaitu 33.165 unit.

"Memang, total penjualan kami turun tahun ini karena mulai mengurangi penjualan kendaraan penumpang seperti Panther dan pikap (Bison). Tapi, penjualan truk kami naik cukup besar,

Meski memiliki pilihan kendaraan penumpang seperti Isuzu Panther, D-Max dan MU-X yang akan hadir di 2014, produsen mobil asal Jepang, Isuzu, tahun ini akan tetap memfokuskan untuk bisa menjual kendaraan komersial.

Pernyataan ini langsung disampaikan Director Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Supranoto pada ajang Gathering Isuzu di Jakarta.

"Saat ini kita masih fokus pada kendaraan komersil, karena seperti yang kita ketahui kami merupakan spesialis diesel (mesin),

"Misalnya pada Isuzu Elf, kita tahu Elf menduduki peringkat nomor satu di dunia. di Indonesia saja yang belum menjadi nomor satu. Makanya kami melakukan banyak investasi untuk mewujudkannya," tambahnya.

Lalu bagaimana dengan tahun politik di Indonesia, apakah akan mempengaruhi Isuzu di tanah air?

"Kendaraan komersial efeknya (penjualan) bukan diatur oleh sesuatu, tapi karena tumbuhnya kendaraan komersial itu karena kebutuhan. Dan pemilu tidak akan terlalu berpengaruh. Kalau Indonesia terus terus berkembang akan menjadi moment yang vagus untuk kendaraan komersial